Pinkie Wonderland

Aksesoris Putri Lavey
Senin, 13 Juli 2015 | 0 comment(s)




Putri Lavey adalah seorang putri yang cantik tetapi manja. Apa pun yang ia inginkan, harus segera ia dapatkan. Misalnya, makanan, pakaian, atau aksesoris. Putri Lavey juga tak mau keluar dari kamarnya yang indah. Gurunya harus rela setiap hari mengajarinya membuat prakarya di kamarnya. Kesukaan putri Lavey setiap harinya hanyalah bernyanyi, menari di balkon kamarnya. Ia suka di temani Parky, si burung parkit, Looly si tupai, Mooby si kelinci. Ketika putri membuka balkon kamar, teman-temannya itu menghampirinya untuk bernyanyi. "Parky, aku senang melihat saudara-saudaramu terbang di langit. Saat melihat mereka, aku seperti ikut terbang," kata sang putri. Parky ikut senang sambil berkicau. Sang putri sebenarnya menyukai binatang. Sayangnya, ia tak mau meninggalkan kamarnya. Jadi, ia hanya melihat binatang-binatang itu dari balkon kamarnya. Tiap pagi, ia melihat para tupai memanjat pohon pinus. Tiap senja, ia melihat kawanan parkit dan burung gereja terbang menghiasi angkasa. Itu adalah pemandangan luar biasa bagi Putri Lavey. Akan tetapi, suatu sore, Putri Lavey baru menyadari, kawanan burung yang terbang ternyata tak sebanyak dulu. Putri Lavey heran dan tak bersemangat. "Dayang, kenapa hanya tinggal sedikit burung yang terbang?" tanya sang Putri heran pada dayangnya. "Wah..., apa Putri tidak tahu... Sekarang ini, banyak penduduk desa yang suka menangkap burung. Mereka menjualnya di pasar," jelas si dayang. "Apa? Kenapa dijual?" tanya Putri Lavey. "Burung-burung yang di tangkap itu, bulunya indah sekali. Bulu-bulunya dijadikan hiasan topi oleh penduduk kota," jawab pelayan. Hari demi hari berlalu. Putri semakin sedih. Kawanan burung yang ia lihat di langit, semakin berkurang. Putri Lavey sudah meminta kepada ayahandanya untuk melarang penduduk menangkap burung. Sayang, karena ayahandanya sangat sibuk, permintaan Putri Lavey selalu terlupakan. Putri Lavey akhirnya berpikir sendiri, mencari cara agar penduduk desa tak lagi menangkap burung-burung parkit. Suatu pagi, Putri Lavey pergi ke desa menggunakan kereta kuda. Ia di temani teman-teman binatangnya. "Oh, parky, looly, dan mooby... Sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan kamarku. Tapi aku lebih tidak ingin lagi burung-burung dqn binatang lainnya punah," kata Putri Lavey cemas. Setiba di desa, penduduk desa menyambut ramah Putri Lavey. Putri Lavey pun bertanya dengan ramah kepada mereka. Mengapa mereka menangkap burung-burung parkit. "Tuan putri, bulu sayap burung parkit sangat indah. Penduduk kota suka menjadikannya hiasan topi. Tapi jika tuan putri tidak menyukainya, maafkan kami," kata salah satu penduduk desa. "Aku memang sedih melihat burung-burung parkit yang berkurang jumlahnya. Tahukah kalian akibatnya, bila tidak ada burung? Serangga-serangga akan muncul dan memakan tanaman ladang kalian," jawab Putri Lavey tegas. "Maafkan kami, tuan putri. Lalu kami harus bagaimana? Penduduk kota selalu meminta bulu burung-burung itu..." ujar salah satu penduduk desa. "Hmm, aku punya ide! Buatlah hiasan topi dari kapas, kain perca, atau yang lainnya. Bukankah di sini banyak kapas? Atau... Barang-barang plastik yang tak terpakai di rumah. Walau dari bahan sederhana, akan terlihat bagus kalau kita kreatif," nasihat Putri Lavey. "Tapi kami tidak bisa membuat hiasan dari bahan-bahan seperti itu, tuan putri," kata penduduk. "Bagaimana kalau kita belajar bersama? Pertama, aku akan belajar dari guruku. Lalu, aku akan mengajari kalian," ujar sang putri. Tentu saja penduduk desa senang sekali. Raja dan ratu pun ikut gembira melihat putrinya yqng tak lagi mengurung diri di kamar. Mereka juga bangga, karena Putri Lavey kini rajin belajar membuat prakarya. Bahkan lalu mengajari penduduk desa membuat aksesori dari bahan sederhana. Kapas, kain perca, dan plastik di sulap menjadi hiasan topi yang cantik. Penduduk desa juga kini bisa membuat tas, selendang, dan aksesoris lain untuk dijual di kota. Sungguh tak disangka. Penduduk kota ternyata sangat menyukai kerajinan tangan baru itu. Majalah bobo Tahun XLII Edisi XLVII




Older Post . Newer Post